Sunday, July 27, 2008

Semangat hypnobirthing


Malam minggu kemarin, saya dan suami berkencan di salah satu mal di malioboro..alih-alih ngidam kepengin seperti insan yang sedang kasmaran..*pingsan.com.
Tujuan pertama telah dilalui dengan sukses, beli sepatu yang trepes supaya bumil yang satu ini ga cepet pegel, mampir ke hero, trus diakhiri dengan kunjungan ke gramedia. Dah niat banget beli bukunya mb evariny tentang melahirkan tanpa rasa sakit. Alhamdulillah dapet juga, wah ternyata buku ini masuk ke jajaran best wanted lho..*malam ini pasti khatam, niatku bulat*
Sampai di rumah, berteman dengan segelas susu kedelai dingin mulai membuka lembaran buku, hoplaa.. halaman kata pengantar, sambutan, bab 1 terlewati…tapi ohh noo..tiba-tiba ruang tamu mendadak sendu, temaram cahaya tak bisa dielakkan lagi, pandangan sayu ditebarkan…akhirnya semua menjadi gelap…zzz…zzz…zzz

Friday, July 25, 2008

Artalyta…oh artalyta

Suami saya benar-benar nge-fans dengan ibu yang satu ini…hahaha saya tulis nge-fans bukan dalam arti sesungguhnya lho.. lha wong tiap nonton televisi kalo ada adegan artalyta langsung duduk manis tanpa bersuara.. tapi saya paham yang terbersit di hatinya, mungkin suami saya berpikir kok bisa ya perempuan menjadi negotiator ulung seperti itu? Lobby sana sini kepada penggede-penggede republik ini, keberaniannya patut diacungi jempol, tapi trik yang dipakai menurut saya ga banget deh.. terbukti saat alibi yang diajukan bahwa uang yang diberikan kepada jaksa Urip untuk bisnis permata, besoknya ganti lagi jadi bisnis bengkel
(wahh…kelihatan ga cantik khan triknya…besok mungkin alibinya untuk bisnis spa dan karouke.. secara jaksa urip seneng banget nongkrong di tempat seperti itu).

Entah kenapa, media hanya mengulas seputar perkara penyuapannya saja. Padahal, saya ingin sekali tahu bagaimana reaksi anak dan keluarga Artalyta ketika dihadapkan pada kasus ini. Bagaimana ya kehidupan mereka selanjutnya? Atau mungkin keluarga artalyta yang notabene keluarga pengusaha kelas kakap di lampung diam seribu basa melihat kelakuan anggota keluarga mereka itu.*pura2 ga kenal.com* Yang jelas, keadilan harus ditegakkan. Ini momen yang berharga untuk membuat kapok para koruptor.
Indonesia bisa seperti Korea Selatan yang sangat keras terhadap perilaku korupsi. Di Negeri Ginseng ini, aparat penegak hukum berani menjatuhkan hukuman bagi mantan presidennya. Tiongkok lebih dahsyat lagi. Negeri ini tak sungkan menembak mati koruptornya dan membebankan biaya peluru tersebut kepada keturunannya!!!

Friday, July 18, 2008

Dukungan suami ... harus itu



Ketika saya berangkat ke kantor, kebetulan berpapasan dengan suami istri yang sedang asyik bermain dengan putranya…Tiba-tiba pandangan saya menerawang jauh ke belakang, ketika pertemuan pertama dengan suami hingga saat pernikahan kami.
Saya menyadari penuh bahwa saya telah menikah dengan orang yang mencintai saya dengan amat sangat *gr.com*. Nah, kecintaan itu makin kentara dengan jelas ketika saya hamil, suami dengan setia “melayani” setiap keinginan saya yang terkadang berlebihan, memberikan dukungan hingga saya siap tempur dalam menghadapi masa kehamilan hingga 9 bulan kemudian. Perhatian kecil memang, seperti membuatkan susu, membelikan makanan kesukaan saya, mengupaskan buah, membuatkan air panas untuk mandi, memijiti punggung saya sampai mengambil alih tugas domestik rumah tangga…olehnya saya merasa sangat diperhatikan.
Actually, saya adalah orang yang sangat cengeng...membaca kisah-kisah haru bisa membuat saya nangis termehek-mehek..jadi melihat perhatian suami atau orang-orang di sekeliling yang begitu besar membuat saya menitikkan airmata. Ah, saya menjadi tidak sabar untuk menjadi orang tua yang mendidik jundi-jundi kami menjadi seseorang yang dapat menegakkan dienullah, menjadi pecinta dan penyanyang terhadap orang lemah, dan menjadi penghibur umi dan abi-nya. Akhirnya, setelah tugas membesarkan anak nanti mulai berkurang tibalah untuk melewati sisa hidup ini dengan suami tercinta..membina rumah tangga yang di dalamnya terdapat kesetiaan yang kental, kepercayaan yang menggunung, kasih sayang yang begitu melimpah, dan perasaan saling membutuhkan di antara kami... semoga rintis kasih kami berlanjut hingga menembus batas fana...

*hikss...hikss...jadi pengen pulang dan bertemu suami di rumah*

Kungfu Panda..wajib nonton niyyy


Saya sampai terkekeh melihat aksinya.. memang film garapan sutradara Mark Osborne yahud tenan..kisahnya biasa tapi dibalut dengan efek animasi yang ciamik ditambah dengan tata sound yang oke menjadikan film ini layak banget ditonton…
(ini versi saya lho...)

Ceritanya tentang seekor panda yang malas-e pol bernama Po, yang harus menjadi master Kung Fu demi menyelamatkan Valley of Peace dari ganggugan macan tutul salju bernama Tai Lung. Berlatar belakang legenda cina kuno, ini adalah kisah Po, yang sama sekali tidak memiliki ciri-ciri pahlawan apalagi dunia kungfu. Po mencoba menjadi pahlawan kungfu dan mempelajari bahwa jika ia percaya dirinya sendiri, ia dapat melakukan apapun. Saya sih ga tau siapa Jack Black yang mengisi suara si tokoh Po..tapi membayangkan Jackie Chan mengisi suara Master Monkey, Dustin Hoffman sebagai Shifu, dan Lucy Liu sebagai Master Viper kayaknya seru banget deh. Yah...mumpung sekarang masih jumat, bolehlah menyempatkan diri beli tiket untuk weekend bersama pasangan anda tersayang ... *sambil melirik teman kerja sebelah yang ngidam banget pengen nonton ini, hehe* enjoy the movie

NPWP… pliss dehh

Mau jadi warga negara yang baik susah juga ya…
Dengan tekad baja melangkahkan kaki untuk membuat npwp
Sebagai persyaratan pembelian buku di diknas..(kalo bukan karena ini
Ga mau deh bikin..hahaha...).
Tapi di KPP Yogya malah ditanyai macam-macam, mudah sih persyaratannya.
Kita cuma diminta memberikan foto copi KTP plus ngisi formulir.
Di loketnya sih ditulis tidak menerima pungutan..
Dasar typikal orang indonesia.com
Tetep aja keukeuh minta uang administrasi..
Yasud dehh…ibu hamil yang satu ini kan baik hati…

Wednesday, July 16, 2008

buku sekolah elektronik

Pemerintah kali ini mulai menuai simpati positif dari kalangan masyarakat luas, melalui kebijakan Buku Sekolah Elektronik. Dikutip dari acara televisi pagi tadi, Teguh Juwarno (kini menjabat sebagai sebagai humas Diknas) mengemukakan jika situs www.bse.go.id kini bisa diakses masyarakat luas untuk mengunduh sekitar 49 mata pelajaran dari tingkat SD-SMA. Buku ajar ini telah dibeli hak ciptanya oleh Depdiknas. Dari surat kabar harian Kompas, dikabarkan pemerintah telah menargetkan 295 judul buku sekolah elektronik pada Agustus 2008. Dengan adanya buku sekolah elektronik maka siapapun berhak untuk mengunduh, mencetak, memperbanyak dan menjualnya dengan ketepan harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Di sela menyiapkan sarapan untuk suami, pandangan saya terperangah ke acara televisi tersebut, hmm..rupanya reaksi masyarakat cukup beragam, ada yang positif mendukung, adapula yang meragukan kesinambungan program tersebut.

Suami saya yang kebetulan melihat, langsung tersenyum penuh arti kepada saya…ya, karena dia tahu bagaimana perjuangan saya menulis hingga karya saya, buku ips sd yang kini menjadi salah satu buku yang dibeli oleh diknas (dalam hal ini yang melakoninya adalah pusat perbukuan). Saya hanya berharap, hal ini merupakan secercah harapan bagi para siswa dan guru. Mereka akan mudah mendapatkan buku ajar dengan harga yang murah. Tapi bagaimana dengan sekolah-sekolah yang berada nun jauh di sana, yang tidak terjamah oleh internet, dengan cara apa mereka mengunduhnya...(saya jadi ingat sekolah-nya si tokoh dalam laskar pelangi)..saya hanya bisa berdoa..semoga karya saya dapat diunduh dan dimanfaatkan dengan bijaksana.

Tuesday, July 15, 2008

syenangnyaa...jadi bu-mil

Alhamdulillah…
Banyak sekali yang harus saya syukuri pagi ini…
Pagi ini terbangun dengan sukses tanpa keluhan pusing, mual, dan sabagainya…
Semuanya tiba-tiba menguap entah kemana, sehingga melangkah ke kantor dengan perasaan yang lebih tenang…
Rupanya si ”adek” dah kerasan di dalam perut emaknya…duhh adekk kapan keluarnya dirimu sayang (harap cemas.com) padahal sekarang baru 6 minggu…berarti masih lama yaa..
Hmm..di usia 6 minggu, berat badan dah naik 3 kilo..tekanan darah dah mulai stabil dibanding kemaren yang cuma 90/70 (pingsan.com)
Pokoknya sekarang dah hepii banget jadi bu-mil..yeaahhh

Ternyata Aku BisA ....

Pemangku HrD di kantor sya pernah bilang kalau kita akan melakukan yang luar biasa ketika sudah terdesak. Tadinya saya pikir itu hanya stimulus beliau untuk kita-kita. Tapi malam tadi saya membuktikannya... Edit mekanik dengan melengkapi gambar di sana-sini, perbaiki ejaan, struktur bahasa, dan buat soal dikerjakan semalam ... itu karena eksekutor naskah sudah menagih dengan garang (maaf ya pak..)

so,... here we come ...

Saya mencintaimu karena...

Tersebutlah ada dua orang manusia. Seorang pertama sangat lapar, sudah lama tak makan. Orang yang kedua makan lima kali sehari. Kedua orang ini melihat sepotong roti. Bagi yang kenyang hanya melihat ada makanan . Namun lain bagi si lapar, di balik makanan ada kehidupan itu sendiri. Bagi si lapar, roti adalah piala dan kehidupan yang terkandung di dalamnya adalah anggur kenikmatan. Anggur ini tak dapat diecap dan dinikmati perisanya kalau tidak sedang lapar. Melalui lapar dan rasa rindulah anggur dalam piala itu menyembur nikmat bagi seseorang.
Rumi berkata, “bentuk dan lengkung garis yang dipersembahkan dunia ini adalah piala-piala itu. Ilmu, seni dan pengetahuan lainnya adalah tulisan yang ditempelkan bagi keindahan piala. Tapi dia tak kekal. Ketika piala pecah atau terbakar, semua tulisan itu menghilang. Oleh karena itu, bagi mereka yang minum anggur, melihat ‘realitas abadi dan perbuatan suci…” Alias zat, kenikmatan dan perisa anggur yang terkandung dalam piala itu bernilai abadi”.

Saya teringat kisah Majnun dan Laila. Ketika Majnun mencintai seseorang, tentu saja seorang yang cantik dan dicintai. Sebab, seseorang yang dicintai adalah seorang yang cantik, tetapi tidak semua yang dicintai adalah seorang cantik. Inilah kisah Majnun. Suatu kali sang raja memanggil Majnun. Beberapa saat kemudian raja berkata: “Seberapa cantikkah Laila itu, aku bisa mengganti dengan seratus gadis yang sebentar lagi akan berdiri di depan mu hai Majnun”. Beberapa saat kemudiaan, keluar perintah sang raja “Wahai Majnun, angkat wajah mu dan lihatlah ke hadapan”. Majnun menjawab singkat: Ketika ku angkat wajah ini, sekelebat pedang cinta itu akan menebas leher ku wahai Tuan hamba’. Cinta ku pada Laila ibarat sambaran pedang. Aku takut mengangkat wajah. Cintaku pada Laila adalah sebuah pedang yang siap terayun. Jika aku mengangkat kepala, pedang itu akan menebasnya. Aku takut…Biarlah daku membeku dalam kesyahduan anggur dalam piala Laila”. Aku mencintai Laila bukan karena bentuknya.

Kenikmatan subyek-obyek bersatu dalam syahdu kasih yang membuih. Dengan buihlah orang baru tahu bahwa di lautan ada air. Sebelum ada gelombang yang dipuncaki buih, kita tak pernah sadar, bahwa laut berisi air. Sebab air di laut ialah sebuah alam, sebuah habitat, sebuah rumah bersama bagi sekian makhluk. Buih penanda ada anggur yang tersimpan di laut. Dia diekstensi menjadi lautan cinta, lautan asmara, lautan syahdu, lautan rezeki, lautan cahaya, selaut benci, selaut rindu, selaut pukau dan selaut lainnya. Begitu pula Majnun kepada Laila. Laila ialah lautan sekaligus buih, juga adalah gelombang dan alun.

Adakah kita mencinta seperti Majnun mencintai Laila?

To Write is Human..To Edit is Divine

Saya tiba-tiba baru ngeh kalau teman-teman di kantor--para editor, ternyata hampir semua tidak punya background dunia perbukuan. Gampangnya, mereka"terjerumus" menjadi editor. Profesi inipun belum banyak diyakini sebagai sesuatu yang menjanjikan. Padahal profesi editor bukanlah profesi baru di Indonesia.

Profesi ini sudah ada sejak 1890 sebelum kemunculan Balai Pustaka tahun 1917. Namun, Profesi ini terasa belum mapan kehadirannya di Indonesia dan cenderung kurang berkembang dari sisi keilmuan maupun profesionalitas karena memang sebagian besar pelakunya adalah autodidak. Hal seperti ini juga hampir berlaku di berbagai belahan dunia. Namun, bedanya kajian terhadap ilmu editing ini mulai digiatkan di beberapa negara dalam lingkup studi media. Semestinya Indonesia bisa menggiatkan tentang kajian ini. Saya ingat ucapan ampuh Stephen King bahwa to write is humane, to edit is divine. Nah, betapa tingginya kedudukan seorang editor menurut empu Stephen. But, believe or not para penggiat perbukuan di Indonesi pun masih memandang sebelah mata keberadaan para editor. hmm..we gonna be the star...

Syair Damarwulan: Sebuah Suntingan ala Strukturalisme Levi-Strauss

Tiba-tiba saya merasa lebih romantis dari biasa (emang, biasanya romantis ya?). Hmm..memang membaca itu seperti memberdaya diri kita. Kali ini buku tentang filologi sastra melayu. Dahulu cerita gagahnya Damarwulan kerap diidentikkan dengan masyarakat Jawa. Apa jadinya jika masyarakat Melayu juga mengenal cerita ini dengan gubahan yang sedikit berbeda. Ada banyak sisi positif tentang kajian mitos ini. Sisi heroik dan kepahlawanan begitu menonjol. Akan tetapi, lagi-lagi membawa sebuah simpulan bahwa wanita memang racun dunia (hee.hee). Maka berbanggalah menjadi seorang wanita! Bagaimana tidak? peperangan yang terjadi (tentunya melibatkan Damarwulan) disebabkan perebutan wanita cantik, Ratu Kencana.

Whatever! Buku ini masih tahap seting. Jadi, belum bisa dinikmati secara utuh. Tapi saya tampilkan sinopsisnya di sini.

Mendengar Cerita Damarwulan pasti yang terlintas di benak Anda adalah cerita klasik dari Jawa tentang kisah cinta Damarwulan dan Anjasmara, pertarungan Damarwulan dan Menakjingga, Damarwulan menjadi raja, dan Damarwulan beristri Ratu Kencana. Cerita tersebut tidak hanya dikenal di Jawa dan Bali. Masyarakat Melayu juga mengenal cerita ini, meski dengan versi yang sedikit berbeda. Dalam kesusastraan Melayu klasik, kisah Damarwulan dikenal dalam bentuk syair dan hikayat.Selain naskah Hikayat Damar Bulan, cerita ini dikenal masyarakat Melayu melalui naskah Syair Damarwulan. Karya tersebut memperkaya perbendaharaan sastra Melayu. Cerita tersebut merupakan respon masyarakat Melayu terhadap sebuah cerita klasik yang terkenal dalam masyarakat Jawa. Dengan kata lain, teks Syair Damarwulan merupakan pandangan dan penafsiran masyarakat Melayu terhadap sebuah cerita yang berlatar kebudayaan Jawa. Buku ini hendak memperkenalkan cerita Damarwulan versi Melayu, khususnya Syair Damarwulan dari segi pernaskahan dan pemaknaannya. Karya ini dikaji menggunakan teori struktural ala Levi-Strauss untuk mengetahui relasi-relasi sekaligus makna yang terkandung di dalamnya. Penulis berharap melalui karya ini akan menambah kecintaan terhadap naskah-naskah karya sastra Melayu klasik sekaligus mengkaji kandungan nilainya.