We are what we think. All that we are arises with our thoughts. With our thoughts, we make the world (The Buddha).
Tadi malam, adik suami yang baru saja masuk SMP mengeluh kecapean.
“Kenapa ya mb, akhir-akhir ini aku capek deh, jadi males kalo mau belajar.” Keluhnya.
“Nah, berarti ada masalah dengan konsep dirimu.” Saya melanjutkan.
“Loh, semua temenku juga begitu kok, pada kecapean.” Katanya membela diri.
Hmm.. ternyata anak seumur itu juga menghadapi masalah juga ya.. kadang nih masalah yang sering dihadapi oleh kita (anak-anak juga) berakar dari problem konsep diri. Manusia seringkali suka menilai yang macam-macam terhadap dirinya dan orang lain. Parahnya, mereka kadang turut meyakini persepsinya yang belum tentu objektif. Akibat yang timbul bisa bermacam-macam, dari kurangnya percaya diri hingga *narsis mode on.
Lalu, apa sih konsep diri itu? Nah, ini saya ambil dari e-psikologi tentang definisi konsep diri. Konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya. Seseorang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Orang dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan. Orang dengan konsep diri negatif, akan mudah menyerah sebelum berperang dan jika gagal, akan ada dua pihak yang disalahkan, entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan orang lain.
Sebaliknya, seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat lebih optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya. Kegagalan bukan dipandang sebagai kematian, namun lebih menjadikannya sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan. Orang dengan konsep diri yang positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan datang.
Saya yakin jika konsep diri yang positif dapat dibentuk sedari kecil. Tentunya melalui pola asuh yang baik serta lingkungan yang mendukung tumbuh kembang si kecil. Sikap atau respon orang tua dan lingkungan akan menjadi bahan informasi bagi anak untuk menilai siapa dirinya. Jika lingkungan memberikan sikap yang baik dan positif, maka anak akan merasa dirinya cukup berharga sehingga tumbuhlah konsep diri yang positif. Sebaliknya, perilaku orang tua yang kerap mengabaikan dan melecehkan anak akan mendukung konsep diri negatif pada anak. So..saya harus bersiap rupanya dari sekarang, menyiapkan anak saya sebagai “pejuang tangguh” yang memiliki konsep diri positif serta hati seluas samudra, *halah
3 comments:
haloww mbak chendy, salam kenal dari nina.. blog nya aku link yah ;)
monggo mb...
waduh, konsep diri. wis lali aku. yang jelas, aku selalu bersemangat saat mencari diriku sendiri. uniknya, menemukenali diri bisa sepanjang hayat.
Post a Comment